I. Pengertian Tes, Pengukuran dan Evaluasi
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi berupa pengetahuan atau keterampilan seseorang.
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan mengkuantitaskan sifat
atau atribut daripada obyek, orang atau kejadian menurut jenjang
tertentu hingga dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya.
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan nilai berdasarkan data yang dikumpulkan melalui pengukuran.
II. Jenis – jenis materi tes, pengukuran, dan evaluasi dalam olahraga ada 6, yaitu :
a. Pengukuran Antropometrik
b. Tes Fungsi Jantung (Kardiovaskuler)
c. Kemampuan Gerak Umum
d. Kesegaran Jasmani
e. Prestasi Olahraga
f. Keterampilan Olahraga
III. Identifikasi jenis evaluasi
- Observasi langsung
- Ujian lisan
- Tes esai
- Tes jawaban pendek
- Tes penampilan motorik
IV. Tujuan Pengukuran dan Evaluasi
1. Penentuan Status Siswa
2. Pengelompokan Siswa
3. Seleksi
4. Diagnostik dan Bimbingan
5. Motivasi
6. Mempertahankan Standar
7. Melengkapi Pengalaman Pendidikan
V. Prinsip-prinsip Pengukuran dan Evaluasi
- Program pengukuran dan evaluasi sesuai dengan filsafat hidup dan pendidikan
Prinsip pengukuran dan evaluasi tidak boleh bertentangan dengan
filsafat hidup yang dianut dan berlaku dalam masyarakat tertentu.
- Pengukuran harus dilakukan secara obyektif
Nilai yang diberikan pada siswa harus didasarkan pada data-data yang
diperoleh dari hasil pengukuran sesuai dengan kondisi siswa.
- Evaluasi dilaksanakan sebelum, selama dan setelah proses belajar mengajar
Evaluasi yang dilaksanakan sebelum berlangsungnya proses belajar
mengajar dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
siswa. Evaluasi yang dilaksanakan selama proses belajar mengajar
dimaksudkan untuk memberikan bantuan, apabila anak didik mengalami
kesulitan dalam pelajaran tertentu. Evaluasi yang dilaksanakan setelah
berlangsungnya proses belajar mengajar dimaksudkan untuk menentukan
tingkat kemajuan yang dialami siswa.
- Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas dalam evaluasi akan membantu memberikan data yang
tepat tentang kemampuan siswa, yang nantinya akan membantu dalam
menentukan nilai siswa.
- Prinsip Menyeluruh
Dalam memberikan evaluasi, aspek-aspek penting yang ada harus
tercakup secara keseluruhan. Dalam bidang pendidikan, aspek-aspek
tersebut meliputi; kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan demikian
ketiga aspek tersebut harus menjadi pertimbangan bagi seorang guru dalam
melakukan evaluasi.
- Pengukuran dan evaluasi harus dipimpin dan dikelola oleh orang yang ahli dalam bidangnya.
Keahlian ini diperlukan agar pengajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan dapat berjalan tanpa mengalami hambatan karena kesalahan yang
dilakukan oleh tim penguji.
- Hasil dari pengukuran evaluasi harus diinterpretasikan untuk semua
individu tentang aspek sosial, mental, fisik dan psikologisnya
Seorang guru apabila melihat anak didiknya berpenampilan jelek pada
saat melakukan tes, maka guru tersebut hendaknya mencari tahu
penyebabnya secara hati-hati dan memberikan program tertentu yang tepat
sesuai dengan kondisi siswa.
VI. Administrasi Tes, Pengukuran dan Evaluasi
1. Pengadministrasian tes
Dalam mengikuti tes harus mengikuti langkah-langkah berikut ini ;
a) Tujuan dan kegunaan pengukuran
Menentukan tujuan penggunaan suatu tes merupakan suatu keharusan,
apabila tidak dilakukan maka keberadaan tes memiliki posisi yang kurang
penting sehingga arah dari sebuah pelaksanaan tes menjadi tidak jelas.
b) Menentukan butir-butir tes
Borrow & Mc. Gee (1968) berpendapat bahwa dalam memilih butir tes
perlu memikirkan tentang hasil atau proses belajar mengajar apa yang
akan dinilai.
c) Pengadaan alat dan fasilitas
Pada saat melakukan tes segala alat dan fasilitas harus sudah
dipersiapkan secara lengkap. Alat dan fasilitas yang diperlukan
senantiasa harus dicatat agar tidak membingungkan dalam pelaksanaannya
di lapangan dan untuk tidak ada hambatan supaya alat yang dipakai selalu
dalam kondisi baik.
d) Langkah-langkah pelaksanaan tes
Sangat penting mengatur atau merencanakan terlebih dahulu bagaimana
formasi testi dan pos-pos yang akan digunakan dalam pelaksanaan tes
nanti.
e) Menyiapkan dan melatih testor
Bertujuan untuk menerima penjelasan dari ketua pelaksana agar testor
memiliki persamaan persepsi dan dalam melakukan tes, sekaligus pada saat
itu dilaksanakan latihan bersama untuk melaksanakan tes, agar nantinya
tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang sesungguhnya.
f) Penskoran
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan, kartu skor harus dipersiapkan
dan disusun sesuai dengan keperluan, mudah dibaca dan jelas dimengerti
agar petugas pencatat skor tidak mengalami kesulitan dalam mencatat,
sekaligus untuk menghindari kesalahan dalam mencatat
2. Analisis dan kegunaan hasil tes
Keseluruhan skor dari testi, skor tersebut hendaklah diolah
sesedemikian rupa untuk mendapatkian rata-rata dan standar deviasi
setiap butir tes. Bahan bandingan lain yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan apakah hasil yang diperoleh sekarang telah mengalami
perkembangan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada masa lalu,
dari hasil ini juga dapat digunakan untuk mengambil kebijakan guna
menetapkan tujuan pengajaran. Hasil tes yang diperoleh harus ditunjukkan
dengan jelas, simple dan segera diumumkan kepada testi apabila tes yang
dilaksanakan ini bertujuan untuk memotivasi siswa.
VII. Kriteria Menyeleksi dan Menyusun Tes
1. Mempunyai Validitas
Validitas suatu tes adalah tingkat ketepatan mengukur apa yang harus diukur.
a. Menentukan Validitas
Validitas suatu tes dapat dihitung dengan dua cara :
- Mengkorelasikan nilai yang diperoleh orang coba dengan criteria standar.
- Mengkorelasikan nilai yang diperoleh orang coba dengan penilaian dua orang hakim atau lebih.
b. Kriteria Validitas
Suatu tes memiliki validitas isi apabila dalam tes tersebut ada
kesesuaian antara isi dengan tujuan pengukuran. Dalam validitas isi
tedapat :
Apabila isi bahan yang diujikan telah memiliki hubungan yang logis.
Apabila ada kesesuaian antara isi dengan bangunan teoritis yang menjelaskan sesuatu kemampuan atau cirri-ciri lainnya.
Suatu tes dikatakan memiliki validitas empiris jika validitas tesebut
diukur dengan cara membandingkan hasil pengukurannya dengan kriteria
lain atau hasil pengukuran lain yang dianggap mencerminkan hal yang sama
dari objek yang hendak diukur. Dalam validitas empiris terdapat :
Apabila ukuran pembanding dalam menguji tes tersebut diperoleh bebrapa waktu setelah tes dilancarkan.
Apabila ukuran pembanding dalam menguji tes diperoleh dalam waktu sama atau hamper bersamaan.
Suatu tes dikatakan memiliki validitas semu apabila tes tersebut
sudah terlihat valid dari luar. Misal tes lari 100 meter atau tes renang
100 meter untuk gaya bebas.
2. Mempunyai Reabilitas
Reabilitas menyatakan suatu ketelitian atau kecermatan mengukur sesuatu yang diukur.
a. Menentukan Reabilitas
Tes ini dikenakan pada orang coba yang sama dengan waktu yang berbeda
namun tidak terlalu lam sehingga orang tersebut tidak sempat untuk
melakukan pengulangan sebagai latihan untuk meningkatkan hasil tes.
Suatu tes dikatakan mempunyai reabilitas yang tinggi apabila hasil tes
pertama dengan hasil tes yang kedua diperoleh hasil dengan selisih yang
tidak jauh berbeda.
Cara ini digunakan dengan metode belah dua atau ganjil-genap.
Tujuannya adalah untuk menghindari faktor kelelahan dan faktor
keberuntungan.
- Metode Tes yang setara
- Cara Kuder-Richardson nomor 20
b. Kriteria Reabilitas
Kriteria reabilitas ini telah diterangkan oleh para ahli yaitu Kirkendall, Collins dan Hodges serta Mattews.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Reabilitas
Faktor yang mempengaruhi reabilitas suatu tes adalah :
- Panjang atau lamanya tes
- Sifat pengambilan tes yang dilakukan pada siswa
- Waktu pelaksanaan tes
- Lingkungan
3.Mempunyai objektivitas
Dikatakan objektif apabila suatu tes tidak tergantung dari pengukur.
Pengukuran dilakukan oleh beberapa orang dan hasil yang diperoleh
relatif mendekati sama.
a. Menentukan Objektivitas
Skor yang diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan oleh juri dikorelasikan.
b. Kriteria Objektivitas
Derajat kesamaan hasil atau koefisien objektifitas besarnya adalah
antara -1 sampai dengan +1. Makin besar koefisien, makin objektif tes
tersebut untuk mengukur.
4. Memiliki Norma
Norma dalah suatu standar yang digunakan sebagai pembanding terhadap
skor yang diperoleh melalui tes. Penyusunan table norma biasanya
didasarkan pada umur, tinggi dan berat badan serta jenis kelamin.
5. Ekonomis
- Ekonomis dalam waktu
- Ekonomis dalam tenaga pelaksana
- Ekonomis dalam tempat
- Ekonomi dalam biaya
6. Mempunyai petunjuk pelaksanaan
Petunjuk pelaksanaan harus disajikan dalam bentuk tertulis. Harus
diikuti testor dan testee sehingga hasil tes benar-benar mencerminkan
kemampuan yang dimiliki testee, bukan karena faktor lain.
VIII. Penyusunan Tes Keterampilan Olahraga
1. Sifat Tes Keterampilan Olahraga
Sifat tes keterampilan olahraga menurut Montoye (1978) antara lain :
- Tes keterampilan olahraga harus dapat membedakan tingkat kemampuan dari orang yang diuji coba
- Tes keterampilan olahraga ditekankan pada kemampuan untuk menampilkan dasar keterampilan olahraga
- Butir-butir tes harus mengandung tes daya tahan dan kekuatan karena olahraga memerlukan hal ini.
- Tes keterampilan motorik tidak dapat dibandingkan dengan tes Intelegensi (IQ).
- Beberapa kualitas utama secara umum sesuai dengan variasi cabang olahraga tertentu.
2. Kriteria Tes keterampilan Olahraga yang baik
Penyusunan tes keterampilan olahraga dimulai dengan memilih
komponen-komponen keterampilan dasar yang penting dalam cabang olahraga
tertentu. Apabila komponen-komponen tes tersebut telah ditentukan, maka
definisi penampilan yang baik dari keterampilan dasar tersebut dapat
dituliskan.
Tes keterampilan olahraga yang baik menurut Scott (1959) antara lain:
- Tes harus mengukur kemampuan yang penting
- Tes harus menyerupai situasi permainan yang sesungguhnya
- Tes harus mendorong bentuk permainan yang baik
- Tes hanya melibatkan satu orang saja
- Tes yang dilakukan harus menarik dan berarti
- Tes harus dapat membedakan tingkat kemampuan
- Tes harus dapat menunjang penskoran yang baik
- Tes harus dapat dinilai sebagian dengan menggunakan statistic
- Tes yang akan digunakan harus memberikan cukup percobaan
- Tes harus memberikan makna untuk interpretasi penampilan
3. Rancangan Tes dan Pengukuran Olahraga
Tes keterampilan harus dirancang untuk tingkat kemampuan khusus dalam situasi belajar secara khusus.
- Ukuran waktu
Ukuran waktu tepat untuk kegiatan yang berkaitan dengan kecepatan dalam sebuah aktivitas.
- Ukuran jarak
- Mengukur sejumlah pelaksanaan dalam satuan waktu tertentu
Mengukur sebuah pelaksanaan dari suatu keterampilan yang dapat dilakukan dalam satu periode waktu tertentu.
- Ukuran Vilositas
Ukuran ini mempertimbangkan tentang ketepatan, sudut proyeksi dan
jarak dari keterampilan proyektil. Aspek tenaga dari keterampilan diukur
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Vilositas ditentukan
dengan membagi jarak dengan waktu.
- Mengukur kecepatan
- Mengukur gaya
Guru pendidikan jasmani sering kali menaruh perhatian dalam gaya dan
mempertimbangkan kebenaran gaya berdasakan prinsip gerak yang telah
dilakukan siswa.
4. Pengembangan tes keterampilan olahraga
a. Tes satu keterampilan
Tes ini digunakan untuk mengukur satu keterampilan khusus.
b. Tes gabungan beberapa keterampilan
Tes keterampilan yang digunakan untuk mengukur kemampuan bermain
dalam suatu rangkaian kegiatan. Dua metode dalam me,buat tes gabungan
antara lain :
- Membandingkan kombinasi tes yang dibuat digabungkan dengan kriteria bermain dengan menggunakan korelasi ganda.
- Pengembangan tes keterampilan dengan menggunakan struktur hipotesis
untuk faktor-faktor yang menentukan, yang melibatkan semua komponen
penting dari kemampuan bermain untuk cabang olahraga tertentu
5. Langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga
- Menentukan tujuan tes
- Mengidentifikasi kemampuan yang diukur
- Memilih butir tes gerak
Butir tes harus mencerminkan keterampilan yang penting untuk cabang olahraga tertentu.
- Fasilitas dan peralatan
Tempat yang digunakan tes harus aman, bebas dari halangan yang dapat
mengganggu pelaksanaan tes. Semua peralatan harus ditera terlebih
dahulu, dan semua petugas tes harus dilatih terlebih dahulu dengan baik
dalam menggunakan fasilitas dan peralatan untuk meniadakan kesalahan
pengukuran.
- Melaksanakan satu studi percobaan dan revisi butir tes
- Memilih subyek yang akan digunakan
Faktor usia, jenis kelamin dan tingkat kemampuan pada kelompok harus betul-betul dipertimbangkan.
- Menentukan kebenaran butir-butir tes
- Menentukan keterandalan butir-butir tes
- Menentuka norma yang dipakai
Terdapat dua norma yang dipakai, yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
- Membuat panduan tes
Panduan tes adalah untuk memperkenalkan secara lengkap kepada pemakai tentang tes yang akan dijalani.
IX. Jenis jenis Tes Untuk Evaluasi
a) Observasi langsung
Pengamatan langsung merupakan cara dimana kita memperoleh informasi
tentang usaha-usaha murid untuk memperoleh suatu kemampuan motorik.
Banyak perilaku yang bisa diamati antara lain sikap sportif, tingkat
penyesuaian diri dengan lingkungan dan disiplin.
b) Ujian lisan
Tes ini jarang dilakukan dalam pendidikan jasmani sebagai sistem
evaluasi. Ujian lisan dapat digunakan untuk menilai kemampuan kognitif.
c) Tes esai
Tes dimana murid diberi pertanyaan dengan jawaban yang luas untuk menggali daya ingat siswa tentang materi yang telah diberikan.
d) Tes jawaban pendek
Lebih mengacu pada tes objektif karena respon-responnya mengarah pada
penilaian objektif dan dapat dipercaya. Pertanyaan-pertanyaan tes
jawaban pendek dapat dikelompokkan dalam 2 jenis utama yaitu jenis
pemilihan dan jenis melengkapi.
Keuntungan tes ini :
1). Guru dapat menyentuh konsep-konsep yang sudah dipelajari murid dalam jumlah banyak.
2). Pemberian skor cepat, mudah, dan dapat dipercaya.
3). Sejumlah besar murid dapat diuji dan dinilai dalam rentang waktu yang pendek.
e) Tes penampilan motorik
Tes ini memusatkan perhatian pada koordinasi-koordinasi saraf otot
individu, bertentangan dengan tes pengetahuan, yang terutama sekali
memfokuskan perhatian pada proses mental. Aplikasi tes ini dalam
pendidikan jasmani meliputi tes kemampuan motorik, tes kemampuan fisik
dan kekuatan, tes tanggapan motorik, dan tes kemampuan olahraga.
X. Langkah-langkah Dalam Menyusun Tes Pengetahuan
- Merencanakan ujian
- Menentukan tujuan ujian
- Mengembangkan suatu table spesifikasi atau garis besar suatu tes
- Mempersiapkan ujian
- Menentukan isi atau validitas kurikulum
- Menentukan jenis-jenis soal
- Menyiapkan atau menulis soal-soal
- Menyusun artikel-artikel dalam tempat yang pantas pada tes
- Menyiapkan petunjuk bagi pelaksanaan dan pemberian skor tes
- Melaksanakan ujian
- Menentukan kualitas tes
- Artikel penilaian analisa kesukaran, artikel perbedaan, pemanfaatan respons-respons
- Tes Validitas
- Tes Reabilitas
- Tes Objektivitas
- Merevisi soal-soal tes jika diperlukan
- Mengembangkan norma-norma
XI. Komponen Keterampilan Motorik
- Kekuatan dan daya tahan otot
Unsur-unsur kekuatan dalam tes meliputi :
- Kekuatan pegangan tangan kanan
- Kekuatan pegangan tangan kiri
- Kekuatan lengan
- Kekuatan punggung
- Kekuatan tangan
- Kelentukan dan keseimbangan
Tes ini meliputi :
- Tes fleksibilitas punggung
Tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat kelentukan otot harmstring
dan betis. Siswa duduk selonjor di lantai, kedua telapak kaki dirapatkan
pada bagian samping alat. Dengan didorong oleh kawan ke depan dan
dengan ujung jari berusaha menyentuh mistar yang sudah berisikan angka.
- b. Stork stand
- Modifikasi tes keseimbangan dinamis bass
- Ketangkasan dan koordinasi (Termasuk tes koordinasi mata-tangan)
Tesnya antara lain :
- a. Squat trust
- Lemparan bola softball berulang-ulang
- Dribble dalam bolabasket
- Menggiring bola dalam sepak bola
XII. Tes pada Anak Usia Pra-sekolah dan Awal Sekolah Dasar
- Evaluasi Pola Gerak Motor-Persepsual
Tes ini membantu guru mengintensifkan kemampuan untuk mengobservasi
gerakan anak pra-sekolah dan awal sekolah dasar. Tujuan evaluasi
subjektif ini adalah mengobservasi anak-anak, bagaimana mereka
menampilkan variasi aktivitas fisik selama di sekolah dan membuat
keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan untuk membantunya.
- Diagnostik Tes Kemampuan Motorik
- Sasaran lempar
- Menarik otot harmstring dan punggung
- Lompat jauh tanpa awalan
- Push-up
- Kelincahan lari