Mengenai Saya

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
facebook : http://www.facebook.com/kikipuspita

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ini Alasan Ritual Pemindahan Tali Toga Saat Wisuda

Nah,ketika wisuda setiap mahasiswa pasti memakai toga.
Tetapi andas semua pada tau gak mengapa pada saat wisuda itu tali toga disampirkan di kepala sebelah kiri, lalu kemudian oleh rektor dipindah ke bagian kanan.

Toga merupakan simbol yang menyatakan bahwa mahasiswa telah lulus dan siap untuk terjun ke masyarakat. Tali toga yang awalnya disampirkan di kepala sebelah kiri lalu kemudian oleh rektor dipindah ke bagian kanan.

Tali toga di sebelah kiri maksudnya adalah selama menjadi mahasiswa, bagian otak yang dipakai mahasiswa kebanyakan adalah otak kiri. Dimana otak kiri itu hanya berhunbungan dengan bahasa atau hafalan. Nah, dipindahkannya tali toga dari kiri ke kanan itu dimaksudkan agar setelah lulus para sarjana tidak hanya menggunakan otak kiri, tetapi harus lebih banyak menggunakan otak kanan. Dimana otak kanan ini berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas, dan inovasi seseorang. Hal ini berhubungan dengan jenis pekerjaan yang harus dipilih para lulusan.

Diharapkan setelah lulus, mereka tidak hanya menggunakan otak kiri yang "hanya mengandalkan bekerja pada orang lain" namun "harus mampu berpikir kreatif, imajinatif dan inovatif" yang menggunakan otak kanan dalam menciptakan pekerjaan bagi diri mereka sendiri. Jadi,ini dimaksudkan agar para lulusan dapat berwirausaha secara baik.

Dengan demikian, marilah kita para sarjana berusaha membangun sistem wirausaha yang kuat untuk menguatkan struktur perekonomian bangsa agar lebih merata, serta mengurangi pengangguran yang merajalela di negeri kita tercinta ini.

Sabtu, 23 Juni 2012

tentang tes dan pengukuran

I. Pengertian Tes, Pengukuran dan Evaluasi

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi berupa pengetahuan atau keterampilan seseorang.
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan mengkuantitaskan sifat atau atribut daripada obyek, orang atau kejadian menurut jenjang tertentu hingga dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya.
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan nilai berdasarkan data yang dikumpulkan melalui pengukuran.

II. Jenis – jenis materi tes, pengukuran, dan evaluasi dalam olahraga ada 6, yaitu :
a. Pengukuran Antropometrik
b. Tes Fungsi Jantung (Kardiovaskuler)
c. Kemampuan Gerak Umum
d. Kesegaran Jasmani
e. Prestasi Olahraga
f. Keterampilan Olahraga

III. Identifikasi jenis evaluasi
  1. Observasi langsung
  2. Ujian lisan
  3. Tes esai
  4. Tes jawaban pendek
  5. Tes penampilan motorik

IV. Tujuan Pengukuran dan Evaluasi
1. Penentuan Status Siswa
2. Pengelompokan Siswa
3. Seleksi
4. Diagnostik dan Bimbingan
5. Motivasi
6. Mempertahankan Standar
7. Melengkapi Pengalaman Pendidikan
V. Prinsip-prinsip Pengukuran dan Evaluasi
  1. Program pengukuran dan evaluasi sesuai dengan filsafat hidup dan pendidikan
Prinsip pengukuran dan evaluasi tidak boleh bertentangan dengan filsafat hidup yang dianut dan berlaku dalam masyarakat tertentu.
  1. Pengukuran harus dilakukan secara obyektif
Nilai yang diberikan pada siswa harus didasarkan pada data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran sesuai dengan kondisi siswa.
  1. Evaluasi dilaksanakan sebelum, selama dan setelah proses belajar mengajar
Evaluasi yang dilaksanakan sebelum berlangsungnya proses belajar mengajar dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Evaluasi yang dilaksanakan selama proses belajar mengajar dimaksudkan untuk memberikan bantuan, apabila anak didik mengalami kesulitan dalam pelajaran tertentu. Evaluasi yang dilaksanakan setelah berlangsungnya proses belajar mengajar dimaksudkan untuk menentukan tingkat kemajuan yang dialami siswa.
  1. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas dalam evaluasi akan membantu memberikan data yang tepat tentang kemampuan siswa, yang nantinya akan membantu dalam menentukan nilai siswa.
  1. Prinsip Menyeluruh
Dalam memberikan evaluasi, aspek-aspek penting yang ada harus tercakup secara keseluruhan. Dalam bidang pendidikan, aspek-aspek tersebut meliputi; kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan demikian ketiga aspek tersebut harus menjadi pertimbangan bagi seorang guru dalam melakukan evaluasi.
  1. Pengukuran dan evaluasi harus dipimpin dan dikelola oleh orang yang ahli dalam bidangnya.
Keahlian ini diperlukan agar pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dapat berjalan tanpa mengalami hambatan karena kesalahan yang dilakukan oleh tim penguji.
  1. Hasil dari pengukuran evaluasi harus diinterpretasikan untuk semua individu tentang aspek sosial, mental, fisik dan psikologisnya
Seorang guru apabila melihat anak didiknya berpenampilan jelek pada saat melakukan tes, maka guru tersebut hendaknya mencari tahu penyebabnya secara hati-hati dan memberikan program tertentu yang tepat sesuai dengan kondisi siswa.

VI. Administrasi Tes, Pengukuran dan Evaluasi
1. Pengadministrasian tes
Dalam mengikuti tes harus mengikuti langkah-langkah berikut ini ;
a)              Tujuan dan kegunaan pengukuran
Menentukan tujuan penggunaan suatu tes merupakan suatu keharusan, apabila tidak dilakukan maka keberadaan tes memiliki posisi yang kurang penting sehingga arah dari sebuah pelaksanaan tes menjadi tidak jelas.
b)             Menentukan butir-butir tes
Borrow & Mc. Gee (1968) berpendapat bahwa dalam memilih butir tes perlu memikirkan tentang hasil atau proses belajar mengajar apa yang akan dinilai.
c)              Pengadaan alat dan fasilitas
Pada saat melakukan tes segala alat dan fasilitas harus sudah dipersiapkan secara lengkap. Alat dan fasilitas yang diperlukan senantiasa harus dicatat agar tidak membingungkan dalam pelaksanaannya di lapangan dan untuk tidak ada hambatan supaya alat yang dipakai selalu dalam kondisi baik.
d)             Langkah-langkah pelaksanaan tes
Sangat penting mengatur atau merencanakan terlebih dahulu bagaimana formasi testi dan pos-pos yang akan digunakan dalam pelaksanaan tes nanti.
e)              Menyiapkan dan melatih testor
Bertujuan untuk menerima penjelasan dari ketua pelaksana agar testor memiliki persamaan persepsi dan dalam melakukan tes, sekaligus pada saat itu dilaksanakan latihan bersama untuk melaksanakan tes, agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang sesungguhnya.
f)               Penskoran
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan, kartu skor harus dipersiapkan dan disusun sesuai dengan keperluan, mudah dibaca dan jelas dimengerti agar petugas pencatat skor tidak mengalami kesulitan dalam mencatat, sekaligus untuk menghindari kesalahan dalam mencatat
2. Analisis dan kegunaan hasil tes
Keseluruhan skor dari testi, skor tersebut hendaklah diolah sesedemikian rupa untuk mendapatkian rata-rata dan standar deviasi setiap butir tes. Bahan bandingan lain yang dapat digunakan sebagai pertimbangan apakah hasil yang diperoleh sekarang telah mengalami perkembangan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada masa lalu, dari hasil ini juga dapat digunakan untuk mengambil kebijakan guna menetapkan tujuan pengajaran. Hasil tes yang diperoleh harus ditunjukkan dengan jelas, simple dan segera diumumkan kepada testi apabila tes yang dilaksanakan ini bertujuan untuk memotivasi siswa.

VII. Kriteria Menyeleksi dan Menyusun Tes
1. Mempunyai Validitas
Validitas suatu tes adalah tingkat ketepatan mengukur apa yang harus diukur.
a. Menentukan Validitas
Validitas suatu tes dapat dihitung dengan dua cara :
  • Mengkorelasikan nilai yang diperoleh orang coba dengan criteria standar.
  • Mengkorelasikan nilai yang diperoleh orang coba dengan penilaian dua orang hakim atau lebih.


b. Kriteria Validitas
  • Validitas isi
Suatu tes memiliki validitas isi apabila dalam tes tersebut ada kesesuaian antara isi dengan tujuan pengukuran. Dalam validitas isi tedapat :
  • Local validity
Apabila isi bahan yang diujikan telah memiliki hubungan yang logis.
  • Construck validity
Apabila ada kesesuaian antara isi dengan bangunan teoritis yang menjelaskan sesuatu kemampuan atau cirri-ciri lainnya.
  • Validitas Empiris
Suatu tes dikatakan memiliki validitas empiris jika validitas tesebut diukur dengan cara membandingkan hasil pengukurannya dengan kriteria lain atau hasil pengukuran lain yang dianggap mencerminkan hal yang sama dari objek yang hendak diukur. Dalam validitas empiris terdapat :
  • Predictive validity
Apabila ukuran pembanding dalam menguji tes tersebut diperoleh bebrapa waktu setelah tes dilancarkan.
  • Concurrent validity
Apabila ukuran pembanding dalam menguji tes diperoleh dalam waktu sama atau hamper bersamaan.
  • Validitas Semu
Suatu tes dikatakan memiliki validitas semu apabila tes tersebut sudah terlihat valid dari luar. Misal tes lari 100 meter atau tes renang 100 meter untuk gaya bebas.
2. Mempunyai Reabilitas
Reabilitas menyatakan suatu ketelitian atau kecermatan mengukur sesuatu yang diukur.

a. Menentukan Reabilitas
  • Metode Tes Ulang
Tes ini dikenakan pada orang coba yang sama dengan waktu yang berbeda namun tidak terlalu lam sehingga orang tersebut tidak sempat untuk melakukan pengulangan sebagai latihan untuk meningkatkan hasil tes. Suatu tes dikatakan mempunyai reabilitas yang tinggi apabila hasil tes pertama dengan hasil tes yang kedua diperoleh hasil dengan selisih yang tidak jauh berbeda.
  • Metode Belah Dua
Cara ini digunakan dengan metode belah dua atau ganjil-genap. Tujuannya adalah untuk menghindari faktor kelelahan dan faktor keberuntungan.
  • Metode Tes yang setara
  • Cara Kuder-Richardson nomor 20
b. Kriteria Reabilitas
Kriteria reabilitas ini telah diterangkan oleh para ahli yaitu Kirkendall, Collins dan Hodges serta Mattews.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Reabilitas
Faktor yang mempengaruhi reabilitas suatu tes adalah :
  • Panjang atau lamanya tes
  • Sifat pengambilan tes yang dilakukan pada siswa
  • Waktu pelaksanaan tes
  • Lingkungan
3.Mempunyai objektivitas
Dikatakan objektif apabila suatu tes tidak tergantung dari pengukur. Pengukuran dilakukan oleh beberapa orang dan hasil yang diperoleh relatif mendekati sama.
a. Menentukan Objektivitas
Skor yang diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan oleh juri dikorelasikan.


b. Kriteria Objektivitas
Derajat kesamaan hasil atau koefisien objektifitas besarnya adalah antara -1 sampai dengan +1. Makin besar koefisien, makin objektif tes tersebut untuk mengukur.
4. Memiliki Norma
Norma dalah suatu standar yang digunakan sebagai pembanding terhadap skor yang diperoleh melalui tes. Penyusunan table norma biasanya didasarkan pada umur, tinggi dan berat badan serta jenis kelamin.
5. Ekonomis
  1. Ekonomis dalam waktu
  2. Ekonomis dalam tenaga pelaksana
  3. Ekonomis dalam tempat
  4. Ekonomi dalam biaya
6. Mempunyai petunjuk pelaksanaan
Petunjuk pelaksanaan harus disajikan dalam bentuk tertulis. Harus diikuti testor dan testee sehingga hasil tes benar-benar mencerminkan kemampuan yang dimiliki testee, bukan karena faktor lain.

VIII. Penyusunan Tes Keterampilan Olahraga
1. Sifat Tes Keterampilan Olahraga
Sifat tes keterampilan olahraga menurut Montoye (1978) antara lain :
  1. Tes keterampilan olahraga harus dapat membedakan tingkat kemampuan dari orang yang diuji coba
  2. Tes keterampilan olahraga ditekankan pada kemampuan untuk menampilkan dasar keterampilan olahraga
  3. Butir-butir tes harus mengandung tes daya tahan dan kekuatan karena olahraga memerlukan hal ini.
  4. Tes keterampilan motorik tidak dapat dibandingkan dengan tes Intelegensi (IQ).
  5. Beberapa kualitas utama secara umum sesuai dengan variasi cabang olahraga tertentu.

2. Kriteria Tes keterampilan Olahraga yang baik
Penyusunan tes keterampilan olahraga dimulai dengan memilih komponen-komponen keterampilan dasar yang penting dalam cabang olahraga tertentu. Apabila komponen-komponen tes tersebut telah ditentukan, maka definisi penampilan yang baik dari keterampilan dasar tersebut dapat dituliskan.
Tes keterampilan olahraga yang baik menurut Scott (1959) antara lain:
  1. Tes harus mengukur kemampuan yang penting
  2. Tes harus menyerupai situasi permainan yang sesungguhnya
  3. Tes harus mendorong bentuk permainan yang baik
  4. Tes hanya melibatkan satu orang saja
  5. Tes yang dilakukan harus menarik dan berarti
  6. Tes harus dapat membedakan tingkat kemampuan
  7. Tes harus dapat menunjang penskoran yang baik
  8. Tes harus dapat dinilai sebagian dengan menggunakan statistic
  9. Tes yang akan digunakan harus memberikan cukup percobaan
  10. Tes harus memberikan makna untuk interpretasi penampilan
3. Rancangan Tes dan Pengukuran Olahraga
Tes keterampilan harus dirancang untuk tingkat kemampuan khusus dalam situasi belajar secara khusus.
  1. Ukuran waktu
Ukuran waktu tepat untuk kegiatan yang berkaitan dengan kecepatan dalam sebuah aktivitas.
  1. Ukuran jarak
  2. Mengukur sejumlah pelaksanaan dalam satuan waktu tertentu
Mengukur sebuah pelaksanaan dari suatu keterampilan yang dapat dilakukan dalam satu periode waktu tertentu.
  1. Ukuran Vilositas
Ukuran ini mempertimbangkan tentang ketepatan, sudut proyeksi dan jarak dari keterampilan proyektil. Aspek tenaga dari keterampilan diukur dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Vilositas ditentukan dengan membagi jarak dengan waktu.
  1. Mengukur kecepatan
  2. Mengukur gaya
Guru pendidikan jasmani sering kali menaruh perhatian dalam gaya dan mempertimbangkan kebenaran gaya berdasakan prinsip gerak yang telah dilakukan siswa.
4. Pengembangan tes keterampilan olahraga
a. Tes satu keterampilan
Tes ini digunakan untuk mengukur satu keterampilan khusus.
b. Tes gabungan beberapa keterampilan
Tes keterampilan yang digunakan untuk mengukur kemampuan bermain dalam suatu rangkaian kegiatan. Dua metode dalam me,buat tes gabungan antara lain :
  • Membandingkan kombinasi tes yang dibuat digabungkan  dengan kriteria bermain dengan menggunakan korelasi ganda.
  • Pengembangan tes keterampilan dengan menggunakan struktur hipotesis untuk faktor-faktor yang menentukan, yang melibatkan semua komponen penting dari kemampuan bermain untuk cabang olahraga tertentu
5. Langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga
  1. Menentukan tujuan tes
  2. Mengidentifikasi kemampuan yang diukur
  3. Memilih butir tes gerak
Butir tes harus mencerminkan keterampilan yang penting untuk cabang olahraga tertentu.
  1. Fasilitas dan peralatan
Tempat yang digunakan tes harus aman, bebas dari halangan yang dapat mengganggu pelaksanaan tes. Semua peralatan harus ditera terlebih dahulu, dan semua petugas tes harus dilatih terlebih dahulu dengan baik dalam menggunakan fasilitas dan peralatan untuk meniadakan kesalahan pengukuran.
  1. Melaksanakan satu studi percobaan dan revisi butir tes
  2. Memilih subyek yang akan digunakan
Faktor usia, jenis kelamin dan tingkat kemampuan pada kelompok harus betul-betul dipertimbangkan.
  1. Menentukan kebenaran butir-butir tes
  2. Menentukan keterandalan butir-butir tes
  3. Menentuka norma yang dipakai
Terdapat dua norma yang dipakai, yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
  1. Membuat panduan tes
Panduan tes adalah untuk memperkenalkan secara lengkap kepada pemakai tentang tes yang akan dijalani.

IX. Jenis jenis Tes Untuk Evaluasi
a)      Observasi langsung
Pengamatan langsung merupakan cara dimana kita memperoleh informasi tentang usaha-usaha murid untuk memperoleh suatu kemampuan motorik. Banyak perilaku yang bisa diamati antara lain sikap sportif, tingkat penyesuaian diri dengan lingkungan dan disiplin.
b)      Ujian lisan
Tes ini jarang dilakukan dalam pendidikan jasmani sebagai sistem evaluasi. Ujian lisan dapat digunakan untuk menilai kemampuan kognitif.
c)      Tes esai
Tes dimana murid diberi pertanyaan dengan jawaban yang luas untuk menggali daya ingat siswa tentang materi yang telah diberikan.
d)     Tes jawaban pendek
Lebih mengacu pada tes objektif karena respon-responnya mengarah pada penilaian objektif dan dapat dipercaya. Pertanyaan-pertanyaan tes jawaban pendek dapat dikelompokkan dalam 2 jenis utama yaitu jenis pemilihan dan jenis melengkapi.
Keuntungan tes ini :
1). Guru dapat menyentuh konsep-konsep yang sudah dipelajari murid dalam jumlah banyak.
2). Pemberian skor cepat, mudah, dan dapat dipercaya.
3). Sejumlah besar murid dapat diuji dan dinilai dalam rentang waktu yang pendek.
e)      Tes penampilan motorik
Tes ini memusatkan perhatian pada koordinasi-koordinasi saraf otot individu, bertentangan dengan tes pengetahuan, yang terutama sekali memfokuskan perhatian pada proses mental.  Aplikasi tes ini dalam pendidikan jasmani meliputi tes kemampuan motorik, tes kemampuan fisik dan kekuatan, tes tanggapan motorik, dan tes kemampuan olahraga.

X. Langkah-langkah Dalam Menyusun Tes Pengetahuan
  1. Merencanakan ujian
    1. Menentukan tujuan ujian
    2. Mengembangkan suatu table spesifikasi atau garis besar suatu tes
    3. Mempersiapkan ujian
      1. Menentukan isi atau validitas kurikulum
      2. Menentukan jenis-jenis soal
      3. Menyiapkan atau menulis soal-soal
      4. Menyusun artikel-artikel dalam tempat yang pantas pada tes
      5. Menyiapkan petunjuk bagi pelaksanaan dan pemberian skor tes
      6. Melaksanakan ujian
      7. Menentukan kualitas tes
        1. Artikel penilaian analisa kesukaran, artikel perbedaan, pemanfaatan respons-respons
        2. Tes Validitas
        3. Tes Reabilitas
        4. Tes Objektivitas
        5. Merevisi soal-soal tes jika diperlukan
        6. Mengembangkan norma-norma




XI. Komponen Keterampilan Motorik
  1. Kekuatan dan daya tahan otot
Unsur-unsur kekuatan dalam tes meliputi :
  1. Kekuatan pegangan tangan kanan
  2. Kekuatan pegangan tangan kiri
  3. Kekuatan lengan
  4. Kekuatan punggung
  5. Kekuatan tangan
  6. Kelentukan dan keseimbangan
Tes ini meliputi :
  1. Tes fleksibilitas punggung
Tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat kelentukan otot harmstring dan betis. Siswa duduk selonjor di lantai, kedua telapak kaki dirapatkan pada bagian samping alat. Dengan didorong oleh kawan ke depan dan dengan ujung jari berusaha menyentuh mistar yang sudah berisikan angka.
  1. b. Stork stand
  2. Modifikasi tes keseimbangan dinamis bass
  3. Ketangkasan dan koordinasi (Termasuk tes koordinasi mata-tangan)
Tesnya antara lain :
  1. a. Squat trust
  2. Lemparan bola softball berulang-ulang
  3. Dribble dalam bolabasket
  4. Menggiring bola dalam sepak bola
XII. Tes pada Anak Usia Pra-sekolah dan Awal Sekolah Dasar
  1. Evaluasi Pola Gerak Motor-Persepsual
Tes ini membantu guru mengintensifkan kemampuan untuk mengobservasi gerakan anak pra-sekolah dan awal sekolah dasar. Tujuan evaluasi subjektif ini adalah mengobservasi anak-anak, bagaimana mereka menampilkan variasi aktivitas fisik selama di sekolah dan membuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan untuk membantunya.
  1. Diagnostik Tes Kemampuan Motorik
    1. Sasaran lempar
    2. Menarik otot harmstring dan punggung
    3. Lompat jauh tanpa awalan
    4. Push-up
    5. Kelincahan lari

Mengenal Pengantar Statistika Dasar

Apakah metode statistika ?
Metode statistika adalah metode-metode/prosedur-prosedur untuk pengumpulan, penyajian , analisis, dan kesimpulan dari data. Metode statistika terbagi dua yaitu :

1.Statistika deskriptif yaitu berkaitan dengan kegiatan pencatatan dan peringkasan hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian-kejadian atau karakteristik-karakteristik manusia, tempat dan sebagainya, secara kuantitatif

2.Statistika inferensial yaitu metode-metode untuk menganalisis sampel dari populasi sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek psikologis yang menjadi perhatian.
Populasi bisa populasi yang terhingga (contohnya : jumlah mahasiswa UNPAD) dan populasi tak terhingga (contohnya : jumlah mahasiswa UNPAD dari dulu hingga sekarang dan nantinya).
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi.
Parameter dan Statistik
Parameter adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri populasi
Statistik adalah sembarang nilai yang menjelaskan ciri dari sampel
Himpunan data adalah kumpulan dari fakta yang dikumpulkan untuk maksudtertentu.
Data diskrit : data yang diperoleh dari proses hitungan
Data kontinu : data yang diperoleh dari proses pengukuran
Karakteristik dari himpunan data adalah :
Anggota : sekumpulan data terdiri dari sekumpulan dari anggota-anggota untuk masing-masing anggota informasi tentang satu atau lebih karakteristik yang diinginkan.
Variabel : sebuah karakteristik yang dapat diperoleh dari berbagai kemungkinan hasil yang berbeda-beda.
Variabel kuantitatif : variabel yang hasilnya berupa angka
Variabel kualitatif : variabel yang hasilnya hanya atribut.
Pengamatan (observasi) : informasi tentang sebuah variabel tunggal untuk sebuah anggota dari sekumpulan data
Statistika parametrik adalah prosedur yang pengujian yang dilakukan berlandaskan distribusi. Salah satu karakteristiknya penggunaan prosedur ini melibatkan asumsi-asumsi tertentu. Contoh dari statistik parametrik adalah analisis regresi, analisis korelasi, analisis varians.
Statistika non parametrik adalah prosedur dimana kita tidak melibatkan parameter serta tidak terlibatnya distribusi. Contoh : uji keacakan, uji kecocokan (goodness of fit),dll.
Kelebihan statistika non parametrik
•Asumsi yang digunakan dalam jumlah yang minimum maka kemungkina penggunaan secara salah juga kecil.
•Untuk beberapa prosedur perhitungan dapat dilakukan dengan mudah secara manual.
•Konsep-konsep dari prosedur ini menggunakan dasar matematika dan statistika yang mudah dipahami.
•Prosedur ini dapat digunakan pada skala ordinal maupun nominal.
Kelemahan dari prosedur statistika non parametrik
•Jika suatu kasus yang dapat dianalisis dengan statistika parametrik, kemudian digunakan analisis statistika non parametrik akan menyebabkan pemborosan informasi.
•Meskipun prosedur penghitungannya sederhana, perhitungannya kadang-kadang membutuhkan banyak tenaga dan menjemukan.
Kapan prosedur non parametrik digunakan ?
•Bila hipotesis yang harus diuji tidak melibatkan suatu parameter populasi.
•Bila skala pengukuran yang disyaratkan dalam statistika parametrik tidak terpenuhi misalnya skala ordinal dan nominal.
Data dibedakan menurut skala yang digunakan pada saat melakukan pengukuran. Dengan pengukuran dimaksudkan sebagai upaya memberikan angka numerik terhadap obyek menurut aturan-aturan tertentu. Aturan yang berbeda akan menghasilkan skala yang berlainan sehingga akan memberikan jenis pengukuran yang berbeda. Terdapat empat macam skala pengukuran yang ada yaitu:
SKALA NOMINAL
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya di antara ke empat skala pengukuran yang lain. Seperti namanya, skala ini membedakan satu obyek dengan obyek lainnya berdasarkan lambang yang diberikan. Oleh karena itu data dalam skala nominal dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, dan kepada kategori tersebut dapat diberikan lambang yang sesuai atau sembarang bilangan. Bilangan yang diberikan tidak mempunyai arti angka numerik artinya kepada angka-angka tersebut tidak dapat dilakukan operasi aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Bilangan yang diberikan hanyalah berfungsi sebagai lambang yang dimaksudkan hanya untuk membedakan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Contoh : Data mengenai barang-barang yang dihasilkan oleh sebuah mesin dapat digolongkan dalam kategori cacat atau tidak cacat. Barang yang cacat bisa diberi angka 0 dan yang tidak cacat diberi angka 1. Data 1 tidaklah berarti mempunyai arti lebih besar dari 0. Data satu hanyalah menyatakan lambang untuk barang yang tidak cacat.
Kesimpulan : Bilangan dalam Skala Nominal berfungsi hanya sebagai lambang untuk membedakan, terhadap bilangan-bilangan tersebut tidak berlaku hukum aritmetika, tidak boleh menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, maupun membagi.
Hubungan yang membatasi adalah hubungan sama dengan dan tidak sama dengan (  dan ).
Statistik yang sesuai dengan data berskala Nominal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Modus, Frekuensi dan Koefisien Kontingensi.
SKALA ORDINAL
Skala pengukuran berikutnya adalah skala pengukuran ordinal. Skala pengukuran ordinal mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari skala pengukuran nominal. Dalam skala ini, terdapat sifat skala nominal, yaitu membedakan data dalam berbagai kelompok menurut lambang, ditambah dengan sifat lain yaitu, bahwa satu kelompok yang terbentuk mempunyai pengertian lebih (lebih tinggi, lebih besar,…) dari kelompok lainnya. Oleh karena itu, dengan skala ordinal data atau obyek memungkinkan untuk diurutkan atau dirangking.
Contoh : Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data berskala ordinal Pangkat dapat diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian. Jika peneliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, … , 4 dst masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit, Kopral, Sersan, dst. Berbeda dengan skala nominal, angka yang diberikan terhadap obyek tidak semata-mata berlaku sebagai lambang tetapi juga memperlihatkan urutan atau rangking.
Kesimpulan: Pada tingkat pengukuran ordinal, bilangan yang didapat berfungsi sebagai :
1.lambang untuk membedakan
2.untuk mengurutkan peringkat berdasarkan kualitas yang telah ditentukan (> atau < ).
Pada tingkat pengukuran ordinal kita bisa mengatakan lebih baik/lebih buruk, lebih besar/lebih kecil, tetapi tidak bisa menentukan berapa kali lebih besarnya/lebih buruknya.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Ordinal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Median, Persentil, Korelasi Spearman (rs ), Korelasi Thau-Kendall dan Korelasi Thau-Kendall (W).
SKALA INTERVAL
Skala pengukuran Interval adalah skala yang mempunyai semua sifat yang dipunyai oleh skala pengukuran nominal, dan ordinal ditambah dengan satu sifat tambahan. Dalam skala interval, selain data dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat dirangking, perbedaan (jarak/interval) antara data yang satu dengan data yang lainnya dapat diukur. Contoh : Data tentang suhu empat buah benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70 derajat Celcius, maka data tersebut adalah data dengan skala pengukuran interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda pertama dengan benda kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst. Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita melakukan perbandingan antara satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa suhu 60 derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B berarti bahwa benda C 2x lebih panas dari benda B. Hal ini tidak mungkin karena skala interval tidak mempunyai titik nol yang mutlak. Titik nol yang tidak mutlak berarti : benda dengan suhu nol derajat Celcius bukan berarti bahwa benda tersebut tidak mempunyai panas. Kesimpulan : Bilangan pada skala interval fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan,
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi ( > atau <),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
Titik nol bukan merupakan titik mutlak, tetapi titik yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Interval adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata, Simpangan Baku, dan Korelasi Pearson.
SKALA RASIO
Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi peringkatnya. Semua sifat yang ada dalam skala terdahulu dipunyai oleh skala rasio. Sebagai tambahan, dalam skala ini, rasio (perbandingan) antar satu data dengan data yang lainnya mempunyai makna. Contoh : Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio. Dengan skala ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih berat dari yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari data 40 kg. Berbeda dengan interval, skala rasio mempunyai titik nol yang mutlak. Kesimpulan : Bilangan pada skala Rasio fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi (> atau < ),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
4.Rasio (perbandingan) antar satu data dengan data yang lainnya dapat diketahui dan mempunyai arti. Titik nol merupakan titik mutlak.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Rasio adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata kur, Koefisien Variasi dan statistik-statistik lain yang menuntut diketahuinya titik nol mutlak.
Sumber diperoleh dari :
1.Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika, 1993, edisi ke-3, PT. Gramedia , Jakarta.
2.W.W. Daniel, Statistika Non Parametrik Terapan, 1978, PT. Gramedia, Jakarta.
3.Mark L. Berenson dan David M. Levine, Basic Business Statistics concepts and applications, 1996, 6th editions, Prentice Hall , New Jersey.

Panduan dasar Analisis Statistik

Seringkali seorang yang akan melakukan analisis data statistik kebingungan, analisis apa yang akan dipakai ?  Apakah regresi, korelasi, manova, nonparametrik, cluster, dlsb ?  …Sekarang anda tidak perlu bingung lagi, karena berikut ini kami sajikan panduan dasar untuk pemilihan analisis statistik.  Dengan mengikuti beberapa langkah sederhana, voila :)   anda dapat menentukan analisis statistik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anda.  Untuk memulai, jawablah pertanyaan / pernyataan di bawah ini :
 
1.  Apakah ingin melakukan pengujian hipotesis (menguji perbedaan antara dua peubah) ?  Jika Ya maka lanjutkan ke Panduan Dasar Pengujian HipotesisJika Tidak maka lanjutkan ke nomor 2

2.   Apakah akan dicari hubungan antara peubah yang akan dianalisis ? Jika Tidak maka : Gunakan statistik deskriptif berupa nilai (mean, median, modus, kuartil, ragam, simpangan baku, koefisien keragaman) maupun berupa grafik (poligon, histogram, boxplot, diagram batang dan daun).  Jika Ya maka lanjutkan ke nomor 3.

3.  Apakah dalam satu analisis akan diuji hubungan antara lebih dari 2 peubah ?  Jika Tidak maka lanjutkan ke nomor 4, Jika Ya maka lanjutkan ke nomor 5

4.  Apa skala peubah yang akan diuji ?  Jika Metrik maka : Gunakan analisis korelasi sederhana, analisis regresi linier sederhana. Jika Nonmetrik maka : Gunakan Analisis Nonparametrik.

5.  Tipe hubungan apakah yang akan diteliti ? Jika ketergantungan satu arah maka lanjutkan ke nomor 6, jika ketergantungan dua arah (saling ketergantungan) maka lanjutkan ke nomor 10

6.  Berapa banyak peubah yang diduga ? Jika banyak hubungan antara peubah bebas dan peubah terikat maka : Gunakan SEM (Structural Equation Modeling), jika beberapa peubah terikat dalam satu hubungan maka lanjutkan ke nomor 7, jika satu peubah terikat dalam satu hubungan maka lanjutkan ke nomor 9

7.  Apa skala pengukuran peubah terikatnya ?  Jika skalanya non metrik maka : Gunakan Analisis Korelasi Kanonik dengan peubah dummy, jika skalanya metrik maka lanjutkan ke nomor 8

8.  Apa skala pengukuran peubah bebasnya ? Jika skalanya metrik maka : Gunakan Analisis Korelasi Kanonik, jika skalanya nonmetrik gunakan MANOVA (Multivariate Analysis of Variance).

9.  Apa skala pengukuran peubah terikatnya ?  Jika skalanya non metrik maka : Gunakan Analisis Diskriminan Berganda, Model Peluang Linier; jika skalanya metrik maka : Gunakan Regresi Berganda, Analisis Conjoint.

10.  Bagaimana struktur dari hubungannya ?  Jika struktur hubungannya antara peubah maka : Gunakan Analisis Faktor, jika struktur hubungannya antara kasus/responden maka : Gunakan Analisis Cluster, jika struktur hubungannya antara objek maka lanjutkan ke nomor 11

11.  Bagaimana atribut dari objek tersebut diukur ? Jika nonmetrik maka : Gunakan Analisis Korespondensi, jika metrik dan atau nonmetrik maka : Gunakan Multidimensional Scaling.

5 perenang terbaik di dunia

Kejuaraan Dunia renang 2011 berlangsung di Shangai Cina 16 hingga 31 Juli untuk seluruh cabang olahraga Aquatik. Namun khusus untu nomor renang yang menjadi sorotan mata dunia berlangsung mulai Minggu (24/7). Menarik untuk diketahui siapa raja dan ratu renang dunia 2011. Namun tidak ada salahnya jika kita melihat siapa perenang terbaik dunia yang pernah ada. Berikut 5 perenang putra terbaik dunia yang tercatat:

1. Mark Andrew Spitz (AS)
Dilahirkan dengan nama lengkap Mark Andrew Spitz lahir pada 10 Februari 1950 di Modesto California. Hingga kini masih tercatat sebagai perenang terbaik dunia. Prestasi luar biasa yang pernah ditorehkannya terjadi pada Olimpiade Munich 1972, dimana ia meraih 7 medali emas plus satu perak dan satu perunggu. Total medali emas yang diraihnya selama Olimpiade adalah 9 karena pada Olimpiade Meksiko 1968, Spitz merebut 2 medali emas. Selama kariernya Spitz telah memecahkan 33 rekor dunia, dan tercatat sebagai atlet terbaik olimpiade 1972, dan menjadi perenang terbaik pada tahun 1969, 1971 dan 1972.
 
 
2. Matt Biondi (AS)
Perenang dengan ciri khas botak ini lahir dengan nama Matthew Nicholas Biondi di Palo Alto, California pada 8 Oktober 1965. Matt Biondi tampil dalam tiga Olimpiade masing-masing Los Angeles 1984,  Seoul 1988 dan Barcelona 1992. Selama kariernya tampil di Olimpiade Biondi meraih 11 medali emas, 1 diantaranya di Los Angeles 84, 5 emas di Seoul 88, dan 2 di Barcelona 92. Namanya diabadikan dalam Hall of Fame atlet Olimpiade Amerika Serikat dan Hall of Fame perenang Dunia.
 
 
3. Michael Phelps (AS)
Tercatat sebagai perenang tersukses di dunia dengan menghentikan rekor Mark Spitz. Rekor Spitz dengan merebut 7 medali emas di Olimpiade Munich dihentikan Phelps pada Olimpiade Beijing 2008 dengan meraih 8 medali emas. Total medali yang sudah digenggam pemilik nama lengkap Michael Fred Phelps di Olimpiade sebanyak 16 medali, enam emas dan dua perunggu lainnya direbut di Athena 2004. Selepas Olimpiade musim panas 2008, perenang kelahiran 30 Juni 1985 ini mendirikan Yayasan Michael Phelps yang bergerak di bidang perkembangan renang dan gaya hidup sehat.

4. Ian Thorpe (Australia)
Perenang berjuluk Thorpedo yang dilahirkan di New South Wales, Sydney Australia, 13 Oktober 1982 ini mencuri perhatian dunia saat merebut dua medali emas pada nomor 400 meter gaya bebas putra dan estafet 4×200 meter gaya bebas di Kejuaraan Renang Dunia 1998 di Perth Australia. Satu tahun berselang Thorpedo mencatat prestasi lebih baik saat Kejuraan Renang Dunia di gelar di Hongkong dengan torehan 3 emas. Pada Olimpiade 2000 yang digelar di Sydney, Thorpedo hanya merebut 3 emas untuk nomor 400 meter gata bebas, estafet 4×100 meter gaya bebas dan 4×200 meter gaya bebas, serta 2 medali perak di nomor 200 meter gaya bebas dan estafet 4×100 gaya ganti. Prestasi terbaiknya terjadi di Kejuaraan Dunia Renang 2001 di Fukuoka Jepang. Thorpe berhasil menyabet 6 medali emas, masing-masing dari nomor spesialisnya 200, 400 dan 800 meter gaya bebas, estafet 4×100 meter, 4×200 meter gaya bebas dan 4×100 meter gaya ganti.

5. Alexander Popov (Rusia)
Kejutan yang diperlihatkan pertama kali terjadi di Olimpiade Barcelona 1992 dengan merebut emas nomor bergengsi sprint 50 dan 100 meter gaya bebas putra dan perak estafet 4×100 meter gaya bebas dan 4×100 meter gaya ganti. Mempertahankan emas dinomor bergengsi sekaligus spesialisnya 50 dan 100 gaya bebas dilakukan Kejuaraan Dunia 1994 di Roma dan Olimpiade Athena 1996. Popov juga mampu merebut 18 medali emas untuk Kejuaraan Eropa sejak 1993 hingga 2004, plus 3 medali perak dan 2 medali perunggu.

 
 

CiNta DaLaM PeRsAhaBAtaN

Cinta adalah ketika kau menyingkirkan perasaan, napsu, dan romantika dalam persahabatan. Dan menemukan bahwa kau masih peduli pada orang itu. Memberi seseorang seluruh cintamu bukanlah suatu jaminan bahwa seseorang tersebut akan mencintaimu kembali! Jangan mengharapkan cinta kembali! Hanya tunggulah, cinta itu akan tumbuh dalam hatinya, tapi jika hal itu tidak terjadi, tampunglah cinta itu akan tumbuh dalam dirimu.
Hanya butuh 1 menit untuk dapat suka dengan seseorang, hanya butuh 1 jam untuk menyukai seseorang dan 1 hari untuk mencintai seseorang tapi butuh waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang. Pergilah untuk seseorang yang membuatmu tersenyum karena hanya butuh senyuman untuk membuat hari yang gelap terlihat terang.
Ada masanya dalam hidup ketika kamu merasa sangat merindukan seseorang dan kamu berharap dapat mengambil dia dari mimpimu dan memeluknya dalam kehidupan nyata! Bermimpilah apa yang kamu ingin mimpikan, pergilah kemana kamu ingin pergi, jadilah apa yang kamu ingini karena kamu hanya mempunyai satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan semua hal yang kamu ingin lakukan.

tips untuk ibu yg mengndung bayi kembar

Mitos lokal menyebutkan bayi kembar dua yang lahir duluan adalah adik karena kakaknya membantu untuk keluar. Tetapi dunia kedokteran sepakat, bayi yang lahir duluan adalah kakak baru kemudian adiknya.  Terkadang pada kelahiran bayi kembar sulit menentukan siapa yang kakak dan siapa yang adik. Sebenarnya kelahiran bayi didasarkan pada tanggal dan waktu pada saat bayi tersebut keluar dari rahim ibunya. 
Pada kehamilan kembar, bayi yang memiliki berat badan lebih besar cenderung akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan bayi yang satu lagi.
Biasanya kelahiran bayi yang kedua akan lebih mudah, karena jalan keluarnya sudah terbuka saat kelahiran bayi yang pertama. Jarak kelahiran antara bayi pertama dengan yang kedua biasanya sekitar 5 sampai 20 menit.
Jika kedua bayi dalam keadaan baik, maka tidak perlu mempercepat proses kelahiran. Karena selama menunggu dokter pun tetap memantu kondisi sang bayi untuk bisa menentukan cara apa yang harus dilakukan untuk membantu mengeluarkan si bayi.
Bayi kembar adalah bayi yang dilahirkan pada saat yang hampir bersamaan. Dikenal ada dua jenis kembar yaitu kembar identik yang berasal dari satu sel telur dan kembar non-identik (fraternal) yang berasal dari dua sel telur. Pada bayi kembar identik biasanya ditemukan banyak kemiripan dan pasti berjenis kelamin sama, ini karena berasal dari gen yang sama.
Diperkirakan terdapat 10 kelahiran bayi kembar dari 1.000 kelahiran. Dari jumlah itu kemungkinan terjadinya kembar identik hanya sekitar 30 persennya saja. Pada bayi fraternal jenis kelamin bayi bisa sama atau beda, dan biasanya tidak terlalu mirip hanya seperti kakak beradik saja.
Untuk bisa memiliki bayi kembar biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatkan berat badan maka kemungkinan memiliki bayi kembar bisa terjadi. Faktor lain yang kemungkinan turut mempengaruhi adalah hamil diusia tua serta faktor kesuburan.
Seperti dikutip dari Pregnancy, Jumat (30/10/2009) posisi bayi sangat menentukan bagaimana si kembar tersebut dilahirkan, apakah secara normal atau melalui operasi caesar. Sekitar 40 persen dari bayi kembar kedua kepalanya biasanya sudah berada di bawah. Namun terkadang bayi kedua bisa berubah posisinya setelah kelahiran bayi yang pertama.
Pada bayi kembar yang berada di posisi saling mengunci atau posisi 69 yaitu dimana kemungkinan satu bayi melintang dan satu bayinya lagi memanjang, sering membuat posisi bayi kembar tersebut berubah-ubah sehingga proses kelahiran biasanya melalui operasi caesar.
Perempuan yang melahirkan bayi kembar mungkin membutuhkan dukungan yang lebih besar, karena memiliki beberapa risiko seperti rahim yang merenggang, kontraksi rahim kurang, pendarahan yang mungkin lebih banyak atau kelahiran prematur. Tapi hal ini jangan menjadi beban bagi ibu hami, selama rajin berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti sarannya maka risiko tersebut bisa diminimalkan.
Sebaiknya ibu yang mengandung bayi kembar tidak perlu terlalu khawatir, karena melahirkan bayi kembar sama saja dengan melahirkan bayi tunggal. Tapi Anda memiliki keuntungan karena langsung mendapat dua bayi sekaligus.