"pecahkan perawanmu sayang" satu kalimat yang terbesit dalam ingatan tiap kali lelaki dewasa itu mengintai para pemujanya.para pemuja yang di bawanya melambung tinggi sampai rela berlutut di hadapannya demi membuatnya terbang ke awang-awang dengan sejuta warna rayuan mautnya.bukan untuk satu pemujanya saja tapi hingga awal tahun 2011 pun 39 hati tlah tertawan dalam duka yang benar-benar tragis.
seorang gadis kecil singgah dari perjalanan sunyinya lalu bertanya: "kawan ... sudah berapa perempuan yang memujamu?sudah berapa perempuan yang hinggap di jaring cintamu hingga masa kini?"
lelaki dewasa itu tertawa kecil sambil berkata:"sudah 39 korban tlah ku lewatkan,awal bulan di awal tahun 2011 adalah korbanku yang ke 40...duhai gadis kecil,ini amanah Tuhan harus di jalankan dengan rapi".
"sejak kapan Tuhan mengamanahkan hambanya memecahkan perawan perempuan?apalagi sampai 100 orang?yakin,malaikat akan kewalahan menghitung dosamu kawan " gadis itu membatin sungguh tak percaya.
"luar biasa benar kau kawan...kau hebat dan benar-benar pandai menjebak pemujamu.tapi bolehkah kau memberiku sedikit alasan mengapa begitu tega dirimu meneteskan air mata luka dari setiap perempuan yang kau sesatkan dalam jaring cintamu?" gadis kecil itu bertanya di sela nafas panjangnya.
"seorang gadis tlah menyakitiku di masa silam,mengoyak batinku hingga tak mampu memaafkan lagi.luka benar-benar menghimpitku sampai dadaku seakan sesak.padahal ketika gadis itu bertanya padaku:"penting mana hidupku atau hidupmu?"lalu aku menjawab:"hidupku".dia pun kemudian berlalu pergi tanpa dia tahu bahwa "HIDUPKU ADALAH DIRINYA"
sejak saat itu pun aku dendam terhadap perempuan dan bersumpah akan memecahkan 100 perawan.itu adalah karma dan karma itu adalah sebuah takdir yang di amanahkan Tuhan padaku".
gadis kecil itu pun terkejut lalu kembali berkata : "kawan...tidak adakah cara lain untuk membalas dendammu?"
"sudah tak ada lagi.itu adalah cara satu-satunya .sungguh terkadang tak tega juga.tapi apa daya itu sudah janji yang harus ku tepati.setiap kejadian ku catat dia dalam rekaman harianku.saat ini aku tengah menawan pemuja ke 40 dan perawannya pun akan pecah di awal 2011 sebagai kenangan terindah dariku di awal tahun"
"duhai kawan...tengah nian dirimu.apa yang membuatmu istimewa di hadapan pemujamu?"
"tahukah di kau gadis kecil? selain hidungku yang mancung sangat menarik layaknya magnet aku punya rayuan maut yang begitu ampuh.membuat mata putih pemujaku mabuk kepayang hingga rela memberiku segalanya yang kuminta termasuk kesucian yang dimilikinya"
gadis kecil itupun geli mendengarnya.sejenak kagum juga mendengar dia berceloteh,salut dengan pendiriannya dan ke PD an yang dimilikinya.
"bisakah kau mengungkapkan satu bentuk rayuan yang biasa kau kumandangkan dihadapan para pemujamu kawan?"
lelaki itu pun mengangkat kedua alisnya sebagai isyarat setuju dia pun berkata dengan ekspresinya:"jika engkau mau tidur bersamaku,maka kaulah orang yang bisa merebut perjakaku.andai aku hanya inginkan nafsu darimuitu sangatlah mudah bagiku cukup mendatangi WTS saja sudah puas.tapi aku ingin di antara kita ada ikatan karena sungguh aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri".
gadis itupun tersenyum sambil berlalu dan kemudian menghilang
sejenak membatin:"duhai kawan....perempuan mana yang tidak terjerat dalam setiap warna rayuanmu?yang menggigit dan membuat hati melambung tinggi ke sebuah harapan yang tidak jelas.sungguh ku akui kau hebatr tapi tidakkah engkau tahu kawan?perempuan adalah makhluk mulia.dia adlah sosok yang kuat tatkala hatinya lemah.dia mampu memberi
semangat pada dirinya sendiri tatkala ia surut.dia mampu tersenyum saat iah kecewa dan tegar saat hatinya terluka.dia punyai segala kelembutan di setiap dekapannya dan keteduhan di setiap tatapannya...ah...semoga kelak kau menyadari itu ".
pelangi tak berwarna
kota daeng,16 januari 2011
Mengenai Saya
- kiki puspita sari
- Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
- facebook : http://www.facebook.com/kikipuspita
Minggu, 16 Januari 2011
Sabtu, 15 Januari 2011
BENCANA
Mentari senja kini merona di ufuk barat
Menyajikanku pendar jingga untuk pandanganku
Ya….. Tuhan ,Ampuni Aku
Malam kini benar-benar ‘kan menabrakku lagi
Pertanda penghabisanku sebentar lagi kan ku jelang
Esok dan lusa akan berulang
Tapi semoga bencana yang menimpaku saat ini
Tak terulang untuk umatmu yang akan datang
Oh Kehidupan seluruh pendengar
Apakah kau dengar gemah dari lantunan
Bait-bait dukaku ?
Apakah kau dengar tangisan dan rintihanku
Serta keluh kesahku yang pilu menyayat hati ?
Apakah kau dengar ?.
Bantaeng 3 juni 2008
Menyajikanku pendar jingga untuk pandanganku
Ya….. Tuhan ,Ampuni Aku
Malam kini benar-benar ‘kan menabrakku lagi
Pertanda penghabisanku sebentar lagi kan ku jelang
Esok dan lusa akan berulang
Tapi semoga bencana yang menimpaku saat ini
Tak terulang untuk umatmu yang akan datang
Oh Kehidupan seluruh pendengar
Apakah kau dengar gemah dari lantunan
Bait-bait dukaku ?
Apakah kau dengar tangisan dan rintihanku
Serta keluh kesahku yang pilu menyayat hati ?
Apakah kau dengar ?.
Bantaeng 3 juni 2008
Sepenggal Do’A untuk Bunda
Pendar jingga kali ini
Meniupkan angin hangat
Bertiup sehangat kematian
Menyapaku dan menawarkanku maut
Tapi ku masih ingin hidup seribu tahun lagi
Untuk dia yang kucinta
Sekali lagi aku ingin hidupdemi dia
Yang ku sayang dan yang selalu ku rindu
Maut itu pun berlalu sambil berpaling sejenak pasdaku
Menatapku sebentar dengan kesal
“kau memang telah melampaui batas” ujarnya padaku
Entah tiba-tiba mataku membiru
Menyajikanku rasa sehangat kematian
Dan sedingin cinta
Senjapun berlalu tanpa permisi
Lalu kutatap kabut hitam di atas sana
Dan kubisiknya pelan
“Biarlah aku hidup dalam kesan yang terabaikan
Hidup dalam beban dan derita
Asal di yang kucinta selalu untukku
Menyertaiku yang hidup dalam mati”.
Bantaeng ,09 06 2008
Meniupkan angin hangat
Bertiup sehangat kematian
Menyapaku dan menawarkanku maut
Tapi ku masih ingin hidup seribu tahun lagi
Untuk dia yang kucinta
Sekali lagi aku ingin hidupdemi dia
Yang ku sayang dan yang selalu ku rindu
Maut itu pun berlalu sambil berpaling sejenak pasdaku
Menatapku sebentar dengan kesal
“kau memang telah melampaui batas” ujarnya padaku
Entah tiba-tiba mataku membiru
Menyajikanku rasa sehangat kematian
Dan sedingin cinta
Senjapun berlalu tanpa permisi
Lalu kutatap kabut hitam di atas sana
Dan kubisiknya pelan
“Biarlah aku hidup dalam kesan yang terabaikan
Hidup dalam beban dan derita
Asal di yang kucinta selalu untukku
Menyertaiku yang hidup dalam mati”.
Bantaeng ,09 06 2008
Selasa, 04 Januari 2011
ANTARA JEDAH DAN WAKTU
entah.....akhir-akhir ini keadaanku semakin terpuruk,sayap-sayapku terasa semakin rapuh dan sama sekali tak mampu lagi tuk terbang,aku seperti tersesat di dalam pipa kecil yang menyesakkan dadaku...aku sendiri di tempat ini,tak punya kawan,sepiy,sunyi dalam riuh,aku gelap,aku disini,di pipa kecil diantara emperan lorong waktu yang pekat gulita.disini dingin,tak ada kehangatan yang sempat teraba oleh hatiku....aku selalu berusaha untuk tersenyum di setiap waktu yang berlalu dan menyapaku,,,
lalu pergantian musim kini datang,,tak terasa aku semakin dekat dengan jaring maut.aku tertawa lepas menyambutnya tapi dalam hati aku menangis,aku tersenyum di paroh waktuku tapi dalam hati aku menjerit,karena aku tak ingin meniggalkan orang-orang yang aku cintai,aku belum mampu,aku belum sanggup terperangkap dalam duka yang tak berujung ini.
suatu hari sang waktu menyapaku dan bertanya padaku:"mengapa kau putus asa???"
aku menjawab:"karena Tuhan tak mendengar doaku,TUhan tak adil,tuhan marah padaku"
sang waktu menatapku seraya mengibaskan sayapnya hingga aku mencium aroma kehidupan yang segar pagi itu:"kau bilang tuhan tak mendengar doamu??buktinya tuhan mengirimkan malaikat cinta untukmu yang selalu menemanimu saat kau sendiri.lalu kau bilang Tuhan tak tak adil????buktinya tuhan tak memberimu ujian hidup yang kau sendiri tak sanggup tuk melaluinya.kemudian kau bilang tuhan marah??buktinya Tuhan masih memberimu nafas hingga hari ini dan memberikan kau waktu untuk berfikir dan merenungi kehidupan".
aku berdiri dan tersenyum malu pada sang waktu lalu kembali bertanya:"wahai lorong waktu tidakkah kau melihat umat Tuhan yang di beri Kesehatan dan keluasan hati lalu mereka tanpa sadar menyakiti jiwa dan raga mereka sendiri??aku iri dengan karunia yang mereka rasakan.mengapa Tuhan memberikan mereka kesehatan sementara aku tidak,mengapa tuhan menganugerahi apa2 yang mereka tidak inginkan dan aku sangat ingin mencicipinya?mengapa??????"
sang waktu tersenyum hangat padaku:"itulah umat Tuhan yang tak mensyukuri nikmat,itulah manusia yang tak pernah merasa puas dengan apa yang tuhan berikan pada mereka,Tuhan tak memberikan padamu apa yang Tuhan anugerahkan pada mereka,karena TUhan ingin kau tahu bahwa kekurangan,ketidaksempurnaan,dan keterbatasan bukan ukuran untuk kita beralasan hidup tapi ukuran untuk kita bagaimana kita mampu bersabar dalam menjalani hidup seperti apapun kenyataannya,karena takdir,jodoh,dan kematian itu hanya tuhanlah yang tahu,tak ada satu pun yang tahu rencana Tuhan kedepan untuk umatnya.karena itu jadikan ini sebagai alasan untuk kau mampu bersabar dan bertahan di terpa badai...karena badai pasti berlalu".
aku melihat sang waktu berlalu dan berjanji padaku untuk tidak akan kembali lagi
saat itulah aku sadar pada kehidupanku sendiri bahwa "ternyata kepastian untuk hidup mampu menghabiskan jutaan tetes air mata dan ketakutan dalam menjalani hidup hanya akan membuat kita tak mampu untuk melakukan apa-apa untuk hidup kita sebelum kita mati"....
dengan mata membiru aku berbisik pada waktu yang berlalu"aku ingin seseorang yang dikirim Tuhan untukku hadir menemaniku sebelum aku mengeja maut"....
macazzart,28juli2010
Langganan:
Komentar (Atom)