Mengenai Saya

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
facebook : http://www.facebook.com/kikipuspita

Selasa, 23 Agustus 2011

KATAKU PADA PAPA....

sebuah proses perubahan ku lewati.entah dasar apa?alasan apa?disaat damai menyelimuti mereka mengapa aku merasa seolah tersingkir dalam dunia ku sendiri.terasing dalam pengharapan yang dulunya menjanjikanku BAHAGIA.inikah proses dewasa yang mereka maksud?kalau seperti ini sepertinya ku tak sanggup melalui tanpa dukungan seorang pun!!!

belakangan ini mungkin ku butuh kaca mata pembesar mengingatkan diriku bahwa ketika ku terjaga dari sebuah tangis,keluh kesah maka ada yang lebih menderita dariku  di luar sana.setidaknya aku harus membangun benteng raksasa yang terbuat dari ketegaran,ketabahan dan kesabaran.

kurapatkan wajahku ke cermin dinding,ku rangkai ilusi pada wajahku berupa titik tengah yang menyerupai garis putus-putus.lalu kataku pada diriku sendiri:"Peri tidak pernah menangis meski sayapnya hilang  satu,karena dalam satu sayap masih tersimpan sejuta ketegaran yang mampu menghapus air mata sepanjang sungai nil".

kembali ku terawang jejak-jejak kecilku lewat kaca mata pembesar,setidaknya dari gejolak batinku yang sedih lagi-lagi ku berkata pada diriku sendiri bahwa:"aku lahir untuk hidup dan hidup untuk cinta".entah siapa yang pantas kusalahkan,siapa yang semestinya jadi terdakwa dalam hidupku?sementara sekian lama aku menyusun kedamaian di tengah-tengah keluargaku tanpa harus menyalahkan siapapun,meski berbalut kecewa.tapi apa arti sebuah kekecewaan jika yang kulakukan untuk sebuah perdamaian?ini untuk bunda.untuk papa.untuk keluargaku.dan untuk senyumku.

dalam keluargaku aku kunci sebuah perdamaian.pilihan ada dalam genggamanku.mereka senyum dalam damai atau mereeka menangis dalam sebuah ketidakakuran?.dan aku...tetapkah aku menjadi kunci yang diam dan bisu ataukah kunci yang membuka sebuah perdamaian.aku merasa posisiku tak lain hanyalah sebuah titik tengah yang membentuk garis tengah yang putus-putus.

meski ku sadari itu,terkadang aku diserang rasa miris,mengapa salah satu di antara mereka tak menyadari apa yang kulakukan?mengapa hati mereka begitu buta untuk melihat aku di emperang sunyi yang dingin bahkan nyaris kecewa.aku kah yang terlampau berdosa ataukah memang aku tak pantas untuk lahir lalu hidup?aku jalani sendiri nyeri ku,aku nikmati sendiri kecewaku,aku pura-pura tersenyum meski yang ku balut adalah luka yang sangat dalam dan curang.ataukah aku yang terlalu pesimisme dan tak menyadari yang mereka lakukan untukku?

ah tidak....
kini mereka damai,mereka akur,mereka akhirnya tersenyum.rasa yang mungkin menyudutkanku hanyalah sebuah ilusi di langit senja.biarkan mereka damai....kedamaian mereka adalah senyum untukku.meski merasa tersingkir terkirim salam cinta untuk bunda dan papa tercinta serta keluarga yang ku sayangi....apapun keputusan hidup persilahkan ananda untuk berani melakoninya.karena ridho kalian adalah ukuran kemudahan untuk ananda.itu sudah lebih dari cukup untuk ananda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar