Mengenai Saya

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
facebook : http://www.facebook.com/kikipuspita

Senin, 01 Agustus 2011

PELANGI TAK BERWARNA

“ Demi hatiku…. Jika dia melukai jiwaku
Kan ku jadikan itu obat sebagai penawarnya
Siapa yang menghapus air mataku kan ku hargai dia
Dan ku muliakan dengan cinta dan kematian “

            ± 2 tahun sudah aku terhempas,entah di belahan bumi yang mana ? terasa ku menghirup udara sebebas mungkin , jauh dari tuntutan peraturan, bebas dari teka-teki kehidupan, mengibaskan sayap di cakrawala yang luas.di kota Metropolitan.
            Bebas setelah tenggelam dalam kesedihan, menyibukkan diri dengan bayang-bayang penderitaan.bingung dengan apa yang telah terjadi dan selalu terkurung dalam warna hidup yang monoton hitam putih.17 tahun bukan waktu yang singkat merasakan jiwa bagai hidup dalam penjara yang sempit dan gelap.tak setitik pun sinar yang masuk kedalam ruang jiwaku.aku terkadang merasa asing dengan duniaku sendiri.dunia dimana aku hidup.dunia dimana aku bernafas.hingga ku beranikan diri melalui waktu demi waktu , berfikir semua itu adalah sebuah perjalanan menuju hidup yang berwarna.akhirnya,,,derita yang menghimpit dadaku berangsur-angsur dapat ku pulihkan,luka yang menganga,kekecewaan yang selama ini mengendap,cahaya yang pernah redup perlahan bersinar,semangat yang kian lama membeku meluluhlantahkan nafas kehidupanku kini melahirkan sebuah keinginan untuk bersemi kembali melawan badai seraya berucap : “welcome my freedom…melcome my new life...aku kuliah bebas dari segala macam aturan mama”
            Aku terlahir dari buaian kenikmatan,kemanjaan,dan tumbuh dengan berbagai kemudahan serta hidup diatas aturan keegoisan.semua hidup yang pernah ku jalani perlahan silau,polos lalu terasa semu.semua bohong,sandiwara yang tak pernah termaafkan dan tak pernah mampu di terima hatiku.tapi cukuplah semua musibah yang kualami.tak perlu kusesalkan,tak ada artinya meratap.
            Air mata mengalir dari hati lalu bersabda dalam jiwaku :”pelangi…lakukan apa yang bisa kau lakukan,lakukan apa yang kau inginkan,hidup hanya sekali,kesempatan pun takkan pernah kembali tuk yang kedua kalinya.”.dan mulai pada saat itu catatan harianku kurasa tak lagi sekedar kertas yang polos dan bisu tapi tampak sebagai makhluk hidup yang bernafas,memiliki perasaan,bernostalgia di puncak malamtertawa bersama dan terkadang berputus asa bersama ibarat sepasang kekasih yang saling membutuhkan dongeng pengantar tidur dan bersama melewati jalan-jalan yang penuh onak dan duri.
            Hingga aku sampai pada suatu hari yang bisu,membawaku pada perulangan cinta,setelah tersakiti oleh cinta setahun silam.setelah aku berani menapaki kenyataan bahwa cinta bukan untuk kutangisi biarkan cinta dating membawa madu diantara sengatannya.menyengat ke dalam pori-pori kehidupanku.karena kali ini ku butuh cinta untuk menghapus air mataku,membangunkanku dari keterpurukan lalu membuatku tersenyum.
            Waktu pun mendatangkan cinta sebagai kado terindah dalam hidupku di pertengahan tahun,dia ibarat malaikat menjelma sebagai manusia yang mewarnai hidupku,perlahan semua beban sejenak terlupakan.bagaiman tidak,disaat air mataku menetes,disaat aku tersungkur rapuh hingga tak kuasa bergerak,dia ada disisiku memberiku senyuman yang meneduhkan.
SAMMY PUTRA yah itulah lengkapnya.panggil saja ia Sammy,dia sosok yang hadir di 23 mei dalam memory hidupku.semua dalam dirinya sangat unik dan sederhana.2 kata itu yang membuatku tertarik,sungguh sebelumnya tak pernah ku menyangka akan menangkap cinta sebaik dia dalam perjalananku yang penuh duka.dalam 1 nafas kehidupan dan 1 nafas perjalanan yang sama yaitu sama-sama berada dalam jalur universitas yang sama.
Tanpa rencana tanpa sengaja kutemukan dia dalam pencarianku,merona senyum ini tanpa aba.”oh tuhan inikah malaikat cinta yang kuminta  di setiap hembusan doa dariku..malaikat cinta untuk peri penyendiri yang kesepian?”
            Waktu pun bergulir begitu cepat.hingga aku merasa perapian cintaku kian sempurna,kutawarkan jiwa hati dan nafasku di tawan olehnya.bersama melewati seribu Tanya melewati seribu rintangan bersama melangkah mengukir kenangan demi kenangan,seolah aku menggantungkan harapan untuknya saja,semula aku ragu untuk melangkah,takut tersungkur kelubang yang sama lalu ingatanku tiba-tiba tertuju pada satu bahasa filosopi yang kerap di ucapkan dosenku”jangan pernah takut tuk melangkah karena ketakutan hanya akan membuatmu semakin lemah dan tak mampumelakukan apa-apa.kalau pun ada onak dan duri di paroh perjalananmu itu hanyalah sebuah misteri perjalanan.warna yang akan mengikuti langkahmu.itu hanyalah badai yang pasti berlalu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar